Pintu lift terbuka.
Lagi-lagi si Gadis Ikan Mas! *entah kenapa aku ingin menamainya Ikan Mas*
Rupanya dia juga tinggal di gedung ini, aku menyimpulkan.
Aku tak menanggapi ketika ia berkata masih merasa malu dan minta maaf karena mengira aku sebagai asisten barunya.
Aku justru mengingatkan tentang kencan malam ini padanya, kemudian aku langsung keluar.
Aku tak sabar menunggu malam ini.
Hari ini akan kubuat berbeda dengan kemarin.
Akulah yang berkuasa di dapur sekarang.
Sekarang akan kutunjukkan diriku yang sebenarnya.
Benar-benar payah!
Makan mereka seperti sampah.
Tak layak untuk disajikan, apalagi di restoran ternama seperti La Sfera.
"Prang!"
Kulempar makanan sampah itu ke lantai.
Mereka terlihat kaget, namun aku tak peduli.
Dan aku terus memberi mereka "kejutan-kejutan" yang lainnya.
Bagus. Keempat wanita sudah melakukan kesalahan. Termasuk Ikan Mas.
Ia tak sengaja membuat hujan minyak panas.
Namun entah kenapa, tubuhku langsung bergerak refleks untuk melindunginya dari minyak panas itu.
Setelah jam makan malam, aku menegur mereka, para gadis yang seharian telah membuat berbagai kesalahan.
Mereka sukses tercengang-cengang tidak percaya saat aku memecat mereka satu per satu.
Aku puas.
Tidak ada lagi wanita di dapurku.
"Bagaimanapun, kau tetap akan memecat wanita, bukan?" tuduh Ikan Mas saat kami bertemu di jalan malam harinya.
Memang benar. Aku merencanakannya dari awal. Dan ia sudah menyadarinya.
Oleh karena itu, aku tidak ingin menjawab.
Aku hanya bertanya, "Kau belum pernah berkencan dengan pria sebelumnya, kan?"
Aku lalu mendekat dan berkata padanya, "Ayo kita berkencan."
Entah kenapa aku merasa bahwa ia sangat menarik.
No comments:
Post a Comment